perguruan tinggi mahasiswa pernah belajar

Tidakpakai seragam lagi!.. Begitulah di pikiranku ketika sudah menyelesaikan pendidikan formal selama di bangku SMA selama tiga tahun. Salah satu p PentingnyaAfeksi dalam Implementasi Pembelajaran Program Merdeka Belajar. July 28, 2022. Implementasi program merdeka belajar Mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi yang dicanangkan oleh kemendikbud tidak lepas dari konsep memberikan kesempatan mahasiswa untuk mengambangkan kreativitasnya sehingga mereka memiliki ketrampilan sebelumnya saya ceritain ya pengalaman tante saya. tahun 2013 dia masuk perguruan tinggi negeri berbasis pendidikan yang kampus utamanya ada di Bandung (tapi dia dapat kampus yang di Sumedang). jurusan yang dia ambil waktu itu adalah Pendidikan Guru Sekolah Dasar. sewaktu dia kuliah, saya tinggal di rumah Nenek dan masih SMA, jadi saya tau UNTUKPERGURUAN TINGGI Disusun dalam rangka Program Penyusunan Buku Ajar Bersama BKS PTN-Barat Tim Penyusun: (sesuai SK Ketua BKS Nomor:13/BKS PTN-Barat/XII/2014) Pendidikan Tinggi dan penilaian hasil Belajar Mahasiswa d. SK Dirjen Dikti Nomor38/DIKTI/Kep.2002 jo. Nomor 43/2006 tentang Sehinggaada kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di luar kampus. Delapan model pembelajaran yang dapat dipilih mahasiswa dalam MBKM adalah (1). Bagi perguruan tinggi Islam, program MBKM ini menjadi tantangan dilihat dari aspek Kurikulum tidak pernah di tinjau secara berkala. Aktivitas belajar mengajar jauh dari hasil riset mutakhir Wohin In Den Urlaub Als Single. Pendahuluan Kamu pasti sering mendengar istilah “almamater”, bukan? Apa sih sebenarnya artinya? Almamater adalah istilah yang biasanya digunakan untuk mengacu pada universitas atau perguruan tinggi tempat mahasiswa pernah belajar. Perguruan tinggi adalah tempat yang sangat penting bagi mahasiswa, karena di sinilah mereka belajar untuk mengembangkan kemampuan dan skill mereka. Tapi, menjadi mahasiswa sukses tidak semudah itu. Kamu harus punya motivasi yang tinggi, menjaga keseimbangan antara akademik dan nonakademik, dan banyak hal lainnya. Di artikel ini, kita akan membahas tentang bagaimana menjadi mahasiswa sukses dengan memanfaatkan inspirasi dari almamater mahasiswa sukses yang telah ada sebelumnya. Yuk, simak selengkapnya! Mengapa Almamater Identik dengan Perguruan Tinggi? Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa kata “almamater” identik dengan perguruan tinggi? Padahal, “almamater” sendiri berasal dari bahasa Latin yang artinya “ibu yang menyusui”. Namun, kata ini sangat erat kaitannya dengan dunia perguruan tinggi. Sejarah Istilah Almamater Sebelum menjelaskan mengapa perguruan tinggi disebut almamater, penulis akan memberikan sedikit sejarah terkait istilah ini. Istilah almamater pertama kali digunakan pada abad ke-15 di Universitas Bologna, Italia. Pada saat itu, almamater digunakan untuk menyebut universitas tempat para mahasiswa belajar dan menimba ilmu seperti layaknya seorang anak yang disusui oleh ibunya. Peran Perguruan Tinggi dalam Membentuk Karakter Mahasiswa Sekarang, kamu mungkin bertanya-tanya mengapa perguruan tinggi begitu identik dengan kata “almamater”. Hal ini dikarenakan perguruan tinggi memiliki peran penting dalam membentuk karakter seorang mahasiswa. Selain memberikan ilmu pengetahuan, perguruan tinggi juga membentuk pola pikir, cara pandang, dan sikap seseorang. Seorang mahasiswa akan melewati berbagai proses pembelajaran, mulai dari kuliah hingga tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Selain itu, mahasiswa juga akan belajar untuk berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan membangun hubungan sosial. Hal ini akan membentuk karakter mahasiswa dan membantu mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Perguruan Tinggi sebagai Tempat Mengembangkan Kemampuan dan Skill Selain membentuk karakter, perguruan tinggi juga menjadi tempat bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan dan skill. Dalam perguruan tinggi, mahasiswa akan mempelajari ilmu pengetahuan secara mendalam dan terstruktur. Mahasiswa juga akan dilatih untuk berpikir kritis, menganalisis, dan memecahkan masalah. Tidak hanya itu, perguruan tinggi juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan skill di luar akademik, seperti kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan, dan keterampilan sosial. Mahasiswa dapat bergabung dengan berbagai organisasi dan kegiatan di perguruan tinggi untuk mengembangkan kemampuan dan skill tersebut. Kesimpulannya, perguruan tinggi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan seorang mahasiswa. Selain memberikan ilmu pengetahuan, perguruan tinggi juga membentuk karakter, mengembangkan kemampuan dan skill, serta memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa. Oleh karena itu, tidak heran jika perguruan tinggi sering diidentikkan dengan kata “almamater”. Menjadi mahasiswa sukses merupakan impian banyak orang. Namun, untuk mencapai hal tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama-tama, pendidikan berkualitas dari perguruan tinggi yang baik sangatlah penting. Kamu akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan membangun dasar yang kuat untuk karirmu di masa depan. Selain itu, menjalin hubungan yang baik dengan dosen dan mahasiswa lainnya juga sangat penting. Kamu bisa mendapatkan mentor yang akan membantu kamu dalam proses belajar dan memberikan saran serta masukan yang bermanfaat. Dalam membangun hubungan yang baik, kamu bisa aktif dalam organisasi dan kegiatan di perguruan tinggi. Hal ini akan membantu kamu dalam memperluas jaringan dan mengembangkan kemampuan sosialmu. Tidak hanya itu, motivasi yang tinggi dalam belajar juga merupakan kunci dalam menjadi mahasiswa sukses. Dengan memotivasi diri sendiri untuk terus belajar dan berprestasi, kamu akan meraih hasil yang memuaskan. Namun, kamu juga harus menjaga keseimbangan antara akademik dan non-akademik. Jangan terlalu fokus pada belajar saja, namun jangan juga mengabaikan kegiatan lainnya seperti olahraga dan kegiatan sosial. Dengan menjalankan semua hal tersebut, kamu akan menjadi mahasiswa yang sukses dan mampu meraih impianmu di masa depan. Jangan lupa untuk terus berusaha dan tidak mudah menyerah! 😊👍 Bagaimana Menjadi Mahasiswa Sukses? Menjadi mahasiswa sukses bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan usaha dan tekad yang kuat, kamu bisa mencapainya! Berikut adalah beberapa langkah penting untuk mencapai kesuksesan di perguruan tinggi Mencari Informasi Tentang Perguruan Tinggi yang Tepat Sebelum memilih perguruan tinggi, kamu harus mencari informasi yang lengkap dan akurat tentang perguruan tinggi yang ingin kamu masuki. Hal ini akan membantumu menemukan perguruan tinggi yang cocok dengan minat, kemampuan, dan tujuanmu. Memiliki Tujuan yang Jelas dan Terencana Menjadi mahasiswa sukses membutuhkan tujuan yang jelas dan terencana. Buatlah tujuan yang spesifik, realistis, dan terukur, seperti meraih IPK tertentu atau mengikuti program magang. Dengan memiliki tujuan yang jelas, kamu akan terus termotivasi untuk berusaha mencapainya. Belajar dengan Rajin dan Konsisten Belajar merupakan salah satu kunci utama untuk menjadi mahasiswa sukses. Rajin dan konsisten belajar akan membantumu memahami materi dengan lebih baik dan siap menghadapi ujian atau tugas yang diberikan. Mengasah Skill dan Kemampuan dengan Aktif Terlibat dalam Kegiatan di Perguruan Tinggi Aktif terlibat dalam kegiatan di perguruan tinggi, seperti organisasi, klub, atau komunitas, akan membantumu mengasah skill dan kemampuanmu. Selain itu, kamu juga bisa memperluas jaringan dan koneksimu. Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental Kesehatan fisik dan mental merupakan faktor penting dalam mencapai kesuksesan sebagai mahasiswa. Jangan lupa untuk berolahraga, tidur cukup, dan makan makanan yang sehat. Selain itu, cari teman atau keluarga yang bisa dijadikan tempat curhat atau bercerita. Berinteraksi dengan Mahasiswa dan Dosen Lainnya dengan Baik Berinteraksi dengan mahasiswa dan dosen lainnya dengan baik akan membantumu membangun jaringan dan koneksi yang luas. Selain itu, kamu juga bisa memperoleh informasi atau nasihat yang berguna. Membangun Jaringan dan Koneksi yang Luas Membangun jaringan dan koneksi yang luas akan membantumu mendapatkan informasi atau kesempatan yang bisa memajukan kariermu di masa depan. Terlibatlah dalam kegiatan sosial atau komunitas yang sesuai dengan minatmu. Memanfaatkan Peluang Magang atau Program Pertukaran Pelajar Memanfaatkan peluang magang atau program pertukaran pelajar bisa membantumu memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang berharga. Selain itu, kamu juga bisa memperluas jaringan dan koneksimu di luar negeri. Mengembangkan Diri di Luar Akademik Mengembangkan diri di luar akMohon maaf, sepertinya ada kesalahan pada kalimat terakhir yang saya tulis. Kalimat terakhir yang seharusnya adalah Mengembangkan Diri di Luar Akademik Mengembangkan diri di luar akademik juga penting untuk mencapai kesuksesan sebagai mahasiswa. Cobalah untuk mempelajari hal-hal baru, seperti hobi atau bahasa asing. Selain itu, kamu juga bisa berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau relawan untuk membantu orang lain dan memperluas pengalamanmu. Tips Mencari Inspirasi dari Almamater Mahasiswa Sukses Ketika kamu sedang mencari inspirasi untuk meraih kesuksesan, ada baiknya kamu melihat contoh dari mahasiswa sukses yang berasal dari almamatermu sendiri. Mereka adalah teladan yang dapat menginspirasi kamu untuk meraih impianmu sendiri. Salah satu cara untuk mencari informasi tentang profil dan prestasi mahasiswa sukses dari almamatermu adalah dengan melakukan pencarian di website almamater atau menggunakan mesin pencari seperti Google. Di sana kamu bisa menemukan profil mahasiswa sukses dan prestasi yang mereka raih selama kuliah. Tak hanya itu, kamu juga bisa membaca atau menonton pengalaman sukses mahasiswa dari almamatermu di media sosial atau situs berita. Mereka bisa memberikan ide dan motivasi bagi kamu untuk meraih kesuksesan di masa depan. Jangan lupa untuk bergabung dalam komunitas atau alumni dari almamater mahasiswa sukses. Kamu bisa berdiskusi dan berbagi pengalaman dengan mereka, serta memperluas jaringan dan koneksi kamu di dunia kerja. Dengan cara ini, kamu bisa memperoleh inspirasi dan motivasi yang cukup untuk mengembangkan potensi diri dan meraih kesuksesan di masa depan. Ingatlah bahwa kesuksesan tidak datang dengan mudah, namun dengan tekad, usaha, dan inspirasi yang tepat, kamu pasti bisa meraih impianmu. Kesimpulan Jadi, untuk menjadi mahasiswa sukses, kamu harus belajar di perguruan tinggi yang tepat dan memiliki tujuan yang jelas. Selain itu, kamu juga perlu rajin belajar dan konsisten mengasah skill dan kemampuan kamu. Kamu bisa aktif dalam kegiatan dan organisasi di perguruan tinggi untuk mengembangkan diri dan menjalin hubungan yang baik dengan dosen dan mahasiswa lainnya. Selain itu, kamu harus menjaga keseimbangan antara akademik dan non-akademik, serta kesehatan fisik dan mental. Kamu juga bisa memanfaatkan peluang magang atau program pertukaran pelajar untuk mengembangkan diri dan membangun jaringan dan koneksi yang luas. Terakhir, kamu bisa mencari inspirasi dari mahasiswa sukses dari almamatermu dengan mencari informasi tentang profil dan prestasi mereka, membaca atau menonton pengalaman sukses mereka di media sosial atau situs berita, dan ikut dalam komunitas atau alumni mereka. Jadi, jangan takut untuk bermimpi menjadi mahasiswa sukses! Cari perguruan tinggi yang tepat, tetap konsisten dan rajin belajar, aktif dalam kegiatan dan organisasi, serta menjaga kesehatan dan keseimbangan antara akademik dan non-akademik. Jangan lupa juga memanfaatkan peluang magang atau program pertukaran pelajar dan mencari inspirasi dari mahasiswa sukses dari almamatermu. Siapa tahu, kamu bisa menjadi mahasiswa sukses berikutnya! This research is entitled "Learning to Write Scientific Papers with the Discovery Method in Higher Education". The problem in this research is how to learn scientific writing with the discovery method in universities? The purpose of this research is to describe the learning of scientific writing with the discovery method in universities. The method used in this research is descriptive qualitative. Based on the results of the study, the discovery method has not been widely applied by lecturers in learning scientific writing. The obstacles are 1 lecturers still use the assignment method and examples, 2 lecturers still have difficulty in compiling learning tools using the discovery method, and 3 lecturers only provide scientific writing material due to a systematic misunderstanding between general and environmental rules. Therefore, scientific writing material needs to be given to students based on the discovery method. The selection of the right learning method is very influential on the success of students in scientific writing. The facts obtained indicate the need for appropriate learning methods. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 142 Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa Faculty of Language and Culture, Universitas 17 Agustus 1945 Semarang Email maryau700 ABSTRACT This research is entitled "Learning to Write Scientific Papers with the Discovery Method in Higher Education". The problem in this research is how to learn scientific writing with the discovery method in universities? The purpose of this research is to describe the learning of scientific writing with the discovery method in universities. The method used in this research is descriptive qualitative. Based on the results of the study, the discovery method has not been widely applied by lecturers in learning scientific writing. The obstacles are 1 lecturers still use the assignment method and examples, 2 lecturers still have difficulty in compiling learning tools using the discovery method, and 3 lecturers only provide scientific writing material due to a systematic misunderstanding between general and environmental rules. Therefore, scientific writing material needs to be given to students based on the discovery method. The selection of the right learning method is very influential on the success of students in scientific writing. The facts obtained indicate the need for appropriate learning methods. Keywords Writing, Scientific Writing, and Discovery Method. RINGKASAN Penelitian ini berjudul “Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi”. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana pembelajaran karya tulis ilmiah dengan metode discovery di perguruan tinggi? Tujuan dalam penelitian ini adalah mendekripsikan pembelajaran karya tulis ilmiah dengan metode discovery di perguruan tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, metode discovery belum banyak diterapkan dosen dalam pembelajaran karya tulis ilmiah. Ada pun kendalanya adalah 1 dosen masih menggunakan metode penugasan dan contoh, 2 dosen masih mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran dengan metode discovery, dan 3 dosen hanya memberikan materi karya tulis ilmiah disebabkan oleh ketidakfahaman sistematika antara kaidah secara umum dan selingkung. Oleh karena itu, materi karya tulis ilmiah perlu diberikan kepada mahasiswa dengan berbasis metode discovery. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan mahasiswa dalam menulis karya tulis ilmiah. Fakta yang diperoleh menunjukkan adanya kebutuhan metode pembelajaran yang tepat. Kata Kunci Menulis, Karya Tulis Ilmiah, dan Metode Discovery. Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 143 I. Pendahuluan Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap beberapa dosen dan mahasiswa pada perkuliahan karya tulis ilmiah di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang pada tahun 2020, diperoleh keterangan bahwa pembelajaran karya tulis ilmiah hampir tidak diberikan secara intensif. Karya tulis ilmiah hanya sebagai pengetahuan yang diberikan kepada mahasiswa tanpa adanya pendalaman dan tindak lanjut untuk memproduksinya. Terdapat juga salah tafsir mengenai kaidah secara umum dan selingkung. Sistematika penulisan karya tulis ilmiah antara kaidah secara umum dan selingkung dianggap sama. Butuh metode dan cara yang tepat untuk memberikan pemahaman mahasiswa agar tercipta keselarasan. Dengan demikian, diperlukan perangkat pembelajaran yang tepat. Selanjutnya, permasalahan dalam penelitian adalah bagaimana pembelajaran karya tulis ilmiah dengan metode discovery di perguruan tinggi. Tujuan dalam penelitian ini yaitu mendekripsikan pembelajaran menulis cerita bergambar dengan metode discovery di perguruan tinggi. Melalui proses tersebut, diharapkan pembelajaran karya tulis ilmiah dengan metode discovery di perguruan tinggi dapat optimal. 2. Landasan Teori Karya Tulis Ilmiah Dwiloka dan Riana 20051-2 Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan yang berupa hasil pengembangan yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperolehnya melalui kepustakaan,kumpulan pengalaman, penelitian, dan pengetahuan oranglain sebelumnya. Menurut Yamilah dan Samsoerizal 1994 90 memaparkan bahwa ragam karya ilmiah terdiri atas beberapa jenis berdasarkan fungsinya. Menurut pengelompokan itu, dikenal ragam karya ilmiah seperti ; makalah, skripsi, tesis, dan disertasi. Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 144 Menurut Sikumbang 1981, sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut. a. Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, pasti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang hendak dibahas. b. Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang. c. Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan seperti mencari bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku. d. Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis. e. Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual. f. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat. Salah satu dasar penggolongan karangan disebut oleh jones 1960, yang membagi karangan ilmiah dan karangan non-ilmiah, berdasarkan fakta yang disajikan dalam karangan itu, yaitu fakta umum dan fakta pribadi Haryanto dkk, 20007 Penggolongan bisa pula dilakukan berdasarkan metodologi penulisanya, menjadi karangan ilmiah dan karangan tidak ilmiah. Bila karangan menyajikan fakta umum maupun pribadi, namun disajikan tidak dengan metoda yang baik dan benar maka disebut karangan yang tidak ilmiah Haryanto dkk, 20007 Berdasarkan pada uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karya tulis ilmiah adalah suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya. Hakikat Metode Discovery Ditinjau dari kata discover berarti menemukan, sedangkan discovery adalah penemuan Echol dan Sadili 1996185. Berkaitan dengan pendidikan, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 145 Hamalik 199490-91 menyatakan bahwa discovery merupakan proses pembelajaran yang menitikberatkan pada mental intelektual para peserta didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan di lapangan. Dengan kata lain, kemampuan mental intelektual merupakan faktor penentuan terhadap keberhasilan dalam menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi, termasuk persoalan belajar. Berkaitan dengan pendapat diatas, metode pembelajaran yang dikembangkan Bruner dalam Djamarah 199622 lebih menitikberatkan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sesuatu melalui proses inquiry penelitian secara terstruktur dan terorganisir dengan baik. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Siregar 198576-77 bahwa discovery by learning adalah proses pembelajaran untuk menemukan sesuatu yang baru dalam kegiatan belajar-mengajar. Proses belajar dapat menemukan sesuatu apabila pendidik menyusun terlebih dahulu beragam materi yang akan disampaikan, selanjutnya mereka dapat melakukan proses untuk menemukan sendiri berbagai hal penting terkait dengan kesulitan dalam pembelajaran. Pada tataran aplikasi, discovery disajikan dalan bentuk yang cukup sederhana, fleksibel, dan demikian, masih diperlukan adanya pengkajian-pengkajian secara empiris dan praktis yang menuntut perserta didik lebih peka dalam mengoptimalkan kecerdasan intelektual dengan matang, tanpa banyak bergantung pada arahan pendidik. Hal tersebut berkaitan dengan pandangan Ilahi 201233 bahwa discovery merupakan salah satu metode yang memungkinkan para peserta didik terlibat langsung dalam kegiatan belajar-mengajar, sehingga mampu menggunakan proses mental untuk menemukan suatu konsep atau teori yang sedang dipelajari. Dengan kata lain, landasan pemikiran yang mendasai pendekatan belajar-mengajar ini bisa lebih mudah dihafal dan diingat, serta mudah ditransformasikan dalam menghadapi kompleksitas permasalahan yang beragam. Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 146 Berdasarkan berberapa pengertian yang sudah dijelaskan, aplikasi metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif dari discovery sangat berkaitan dengan realitas kehidupan yang empiris. Mengingat pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas sangat relevan dengan perkembangan zaman, terutama kemandirian peserta didik dalam menghadapi suatu persoalan kehidupan yang menuntut pemecahan secara holistik. Dengan demikian, tidak heran bila alternatif metode pembelajaran yang dianggap relevan dengan realitas kehidupan adalah bagaiamana perserta didik mampu diajak dan diberi motivasi untuk berpikir inovatif dalam menemukan sesuatau yang baru. Metode pembelajaran ini pada gilirannya akan mampu merangsang mahasiswa dalam menganalisis suatu persoalan yang sedang terjadi. Selain itu, aplikasi discovery juga menekan proses pengembangan diri self development yang menuntut mereka bisa mengolah pikiran dan mengoptimalkan potensi. Pada aplikasi tersebut, terdapat implikasi yang mendasari discovery learning sejalan dengan pernyataan Soemanto 2006228, yaitu a potensi intelektual para peserta didik akan semakin meningkat, b peserta didik akan belajar mengorganisasi dan menghadapi problem dengan metode pencarian masalah dengan memecahkan masalah sendiri yang sesuai dengan kapasitas mereka sebagai pembelajaran, dan c discovery mengarah pada self reward. Dengan demikian, berbagai implikasipembelajaran discovery sangat efektif dan efisien dalam mendayagunakan skill peserta didik untuk belajar memahami arti pendidikan yang sebenarnya. Pada sistem pembelajaran discovery, seorang pendidik tidak langsung menyajikan bahan pelajaran, akan tetapi peserta didik diberi peluang untunk menemukan sendiri suatu persoalan dengan menggunakan pendekatan problem itu, Ahmad dan Prasetya 200522 mengemukakan secara garis besar bahwa prosedur pembelajaran berdasarkan penemuan discovery based learning adalah 1 simulation, 2 problem statement,data collection, 4 data processing, 5 verification, dan 6 generalization. Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 147 Kegiatan discovery dapat dilakukan dengan melalui berbagai cara sesuai yang ditawarkan Ibrahim dan Syaodih 200338, yaitu a berdiskusi, b bertanya, c observation, d experiment,e menstimulasi, f inquiry approach, dan g memecahkan masalah. 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Data-data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan angket terhadap dosen dan mahasiswa di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, Universitas AKI Semarang, dan Universitas Karya Husada Semarang. Selanjutnya, dilakukan triangulasi terhadap data-data hasil penelitian yang telah diperoleh. Dengan demikian, data hasil penelitian yang diperoleh dan dideskripsikan akurat/valid. 4. Hasil dan Pembahasan Hasil Wawancara Tahap ini dilaksanakan pada bulan April dan Mei di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, Universitas AKI Semarang, dan Universitas Karya Husada Semarang. Berdasarkan wawancara kepada dosen dan mahasiswa diperoleh data sebagai berikut. Analisis kebutuhan mahasiswa dalam pembelajaran karya tulis ilmiah berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Semarang. Responden berjumlah 24 berpendapat bahwa karya tulis ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Responden berjumlah 26 hanya menjelaskan makna karya tulis ilmiah. Pernah sebelum mengikuti kuliah 14, tidak mengisi 1, belum pernah 35. Menulis karya tulis ilmiah memerlukan pemikiran lebih mendalam. Media dan metode pendukung sangat diperlukan. Dengan adanya media dan metode pendukung akan mempermudah dalam membuat karya tulis ilmiah secara sistematis Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 148 Responden menjawab tidak tahu 38, tidak mengisi 5, 7 menjawab Media dan metode yang digunakan untuk membuat karya tulis ilmiah tepat dan tidak membosankan. Tidak menjawab 6, belum pernah 44, Tidak pernah 49 pernah 1 pada mata kuliah metodologi penelitian. Metode yang menuntut siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat mencari permasalahnnya sendiri, pembelajaran yang mengedepankan siswa mencari permasalahan sendiri. Pembelajaran yang berbasis masalah, ditekankan pada ditemukannya konsep sendiri, Tidak pernah 8, tidak menjawab 2, pernah 40 pada mata kuliah metode penelitian bahasa dan sastra. Pembelajaran ini dapat membantu peserta didik lebih mandiri, sangat menantang dan menyenangkan, dalam pembelajaran lebih bervariasi, pembelajaran lebih hidup, mahasiswa dapat menemukan sesuatu yang baru. Sementara itu, hasil wawancara dari Universitas AKI Semarang diperoleh terhadap responden menjawab pernah 14, tidak pernah 1, pernah untuk mata kuliah estetik 4, pernah untuk mata kuliah metodologi penelitian 17, media Pembelajaran 2, tidak menjawab 2. Responden tidak pernah 7, tidak menjawab 2, pernah ketika menulis ide kreatif di android masing-masing 12. Responden menjawab perlu, karena untuk menunjang dan mempermudah dalam membuat karya tulis ilmiah, pembelajaran tidak monoton, mempermudah menemukan inspirasi dalam membuat karya tulis ilmiah. Tidak tahu 15, tidak menjawab 4, suatu aplikasi dalam komputer yang digunakan untuk membuat media pembelajaran. Belum pernah 18, tidak menjawab 3. Berbeda dengan itu, hasil wawancara yang dilakukan di Universitas Karya Husada terhadap responden adalah karya tulis ilmiah adalah menarik, kreatif, dan ilmiah yang di dalamnya terdapat kaidah-kaidah dalam sistematika. Responden pernah mendapatkan materi karya tulis ilmiah. Mata kuliah metode penelitian. Responden sangat sulit memaparkan latar belakang dalam penelitian karena belum ada ide jadi masih sulit dituangkan dalam bentuk tulisan. Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 149 Responden memerlukan media yang tepat untuk menulis, agar karya tulis ilmiah mampu diciptakan dalam bentuk tulisan dan ada tempat untuk mencurahkan inspirasi dalam melakukan penelitian. Pembelajaran discovery adalah pembelajaran yang bermakana, karena mampu menemukan sendiri. Responden pernah menggunakan media discovery pada mata kuliah yang lain. Pembelajaran dengan metode discovery sangat menyenangkan karena pembelajarannya inovatif dan kreatif, sehingga tidak bosan dalam pembelajaran. Hasil Observasi Tahap ini dilaksanakan pada bulan April dan Mei di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, Universitas AKI Semarang, dan Universitas Karya Husada Semarang. Berdasarkan observasi yang diperoleh dari masing-masing perguruan tinggi diperoleh data bahwa 1 mahasiswa belum memahami perbedaan antara kaidah secara umum dan kaidah selingkung, 2 karya tulis ilmiah tidak diberikan secara intensif, 3 pembelajaran karya tulis ilmiah disampaikan dengan metode penugasan dan contoh yang menjadikan mahasiswa cenderung jenuh dan tidak memahami secara mendalam hakikat karya tulis ilmiah, dan 4 pembelajaran yang tidak student centered melainkan teacher centered sehingga pembelajaran banyak berorientasi pada dosen dan mahasiswa hanya menerima materi tanpa melakukan penemuan secara langsung dan mandiri. Hasil Angket Berdasarkan angket yang diberikan kepada dosen dan mahasiswa di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang diperoleh data bahwa hasil angket dari 12 pertanyaan yang diajukan kepada 50 mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Semarang. Tanggapan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan. Rata-rata indeks skor jawaban berada pada rentang indeks skor tinggi. Berdasarkan data tersebut pertanyaan pertama mengenai pengetahuan tentang karya tulis ilmiah 6 responden menjawab ya, 1 menjawab tidak, 0 Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 150 menjawab pernah, 1 menjawab tidak pernah, 11 menjawab perlu, dan 1 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa karya tulis ilmiah perlu diajarkan untuk mahasiswa. Pertanyaan kedua mengenai materi karya tulis ilmiah, 3 responden menjawab ya, 16 menjawab tidak, 11 menjawab pernah, 18 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa materi kurang diajarkan pada mahasiswa. Pertanyaan ketiga mengenai mata kuliah tentang karya tulis ilmiah, 2 responden menjawab ya, 14 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 7 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada mata kuliah tentang karya tulis ilmiah. Pertanyaan keempat mengenai kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah, 16 responden menjawab ya, 5 menjawab tidak, 19 menjawab pernah, 6 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa pernah mengalami kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah. Pertanyaan kelima mengenai keperluan media untuk menulis karya tulis ilmiah, 19 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 1 menjawab tidak pernah, 29 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa memerlukan media untuk menulis karya tulis ilmiah. Pertanyaan keenam mengenai metode pembelajaran discovery, 15 responden menjawab ya, 6 menjawab tidak, 4 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa mengetahui metode pembelajaran discovery. Pertanyaan ketujuh mengenai materi menggunakan metode discovery, 7 responden menjawab ya, 8 menjawab tidak, 31 menjawab pernah, 1 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa metode discovery pernah diajarkan pada mahasiswa. Pertanyaan kedelapan mengenai hasil pembelajaran menggunakan metode discovery. 9 responden menjawab ya, 5 menjawab tidak, 19 menjawab pernah, 4 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 151 perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa pernah berhasil dengan metode discovery. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa 83 responden menjawab ya, 105 responden menjawab tidak, 81 responden menjawab pernah, 133 responden menjawab tidak pernah, 40 responden menjawab perlu, dan 1 responden menjawab tidak perlu. Berdasarkan data tersebut jumlah tertinggi adalah 133 yaitu responden tidak pernah menggunakan media pembelajaran menulis cerita bergambar dengan metode discovery. Sementara itu, berdasarkan angket yang diberikan kepada dosen dan mahasiswa di Universitas AKI Semarang diperoleh data bahwa hasil angket dari 12 pertanyaan yang diajukan kepada 50 mahasiswa Universitas AKI Semarang. Tanggapan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan. Rata-rata indeks skor jawaban berada pada rentang indeks skor tinggi. Berdasarkan data tersebut pertanyaan pertama mengenai pengetahuan tentang karya tulis ilmiah 24 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 9 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 3 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa karya tulis ilmiah perlu diajarkan untuk mahasiswa. Pertanyaan kedua mengenai materi karya tulis ilmiah, 0 responden menjawab ya, 3 menjawab tidak, 45 menjawab pernah, 3 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa materi karya tulis ilmiah pernah diajarkan pada mahasiswa. Pertanyaan ketiga mengenai mata kuliah tentang karya tulis ilmiah, 12 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 27 menjawab pernah, 3 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa pernah mendapat karya tulis ilmiah pada mata kuliah tertentu. Pertanyaan keempat mengenai kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah, 0 responden menjawab ya, 18 menjawab tidak, 33 menjawab pernah, 6 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 152 ini menunjukkan bahwa mahasiswa pernah mengalami kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah. Pertanyaan kelima mengenai keperluan media untuk menulis karya tulis ilmiah, 9 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 45 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa memerlukan media untuk menulis karya tulis ilmiah. Pertanyaan keenam mengenai metode pembelajaran discovery, 0 responden menjawab ya, 39 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 6 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak mengetahui metode pembelajaran discovery. Pertanyaan ketujuh mengenai materi menggunakan metode discovery, 0 responden menjawab ya, 36 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 15 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa metode discovery tidak diajarkan pada mahasiswa. Pertanyaan kedelapan mengenai hasil pembelajaran menggunakan metode discovery. 0 responden menjawab ya, 30 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 6 menjawab tidak pernah, 6 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak pernah berhasil dengan metode discovery. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa 52 responden menjawab ya, 176 responden menjawab tidak, 96 responden menjawab pernah, 80 responden menjawab tidak pernah, 56 responden menjawab perlu, dan 0 responden menjawab tidak perlu. Berdasarkan data tersebut jumlah tertinggi adalah 176 yaitu responden tidak menggunakan media pembelajaran menulis cerita bergambar. Berbeda dengan hal tersebut, berdasarkan angket yang diberikan kepada dosen dan mahasiswa di Universitas Karya Husada Semarang diperoleh data hasil angket dari 12 pertanyaan yang diajukan kepada 50 mahasiswa Universitas Karya Husada Semarang. Tanggapan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 153 terhadap pertanyaan yang diajukan. Rata-rata indeks skor jawaban berada pada rentang indeks skor tinggi. Berdasarkan data tersebut pertanyaan pertama mengenai pengetahuan tentang karya tulis ilmiah 3 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 1 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa karya tulis ilmiah perlu diajarkan untuk mahasiswa. Pertanyaan kedua mengenai materi karya tulis ilmiah, 1 responden menjawab ya, 2 menjawab tidak, 21 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa materi tidak pernah diajarkan pada mahasiswa. Pertanyaan ketiga mengenai mata kuliah tentang karya tulis ilmiah, 2 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 19 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada mata kuliah tentang karya tulis ilmiah. Pertanyaan keempat mengenai kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah, 0 responden menjawab ya, 1 menjawab tidak, 23 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa pernah mengalami kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah. Pertanyaan kelima mengenai keperluan media untuk menulis karya tulis ilmiah, 0 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 1 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 22 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa memerlukan media untuk menulis karya tulis ilmiah. Pertanyaan keenam mengenai metode pembelajaran discovery, 4 responden menjawab ya, 2 menjawab tidak, 2 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa mengetahui metode pembelajaran discovery. Pertanyaan ketujuh mengenai materi menggunakan metode discovery, 0 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 22 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa metode discovery pernah diajarkan pada mahasiswa. Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 154 Pertanyaan kedelapan mengenai hasil pembelajaran menggunakan metode discovery. 7 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 8 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa pernah berhasil dengan metode discovery. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa 22 responden menjawab ya, 35 responden menjawab tidak, 101 responden menjawab pernah, 47 responden menjawab tidak pernah, 23 responden menjawab perlu, dan 0 responden menjawab tidak perlu. Berdasarkan data tersebut jumlah tertinggi adalah 101 yaitu responden pernah menggunakan media pembelajaran menulis cerita bergambar dengan metode discovery, tetapi masih dibutuhkan hal yang beda, penyempurnaan, dan lebih menarik lagi. 5. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, metode discovery belum banyak diterapkan oleh para dosen dalam pembelajaran karya tulis ilmiah. Ada pun kendalanya adalah 1 dosen masih menggunakan metode penugasan dan contoh, 2 dosen masih mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran dengan metode discovery, dan 3 dosen hanya memberikan materi karya tulis ilmiah secara sepintas disebabkan oleh ketidakfahaman sistematika antara kaidah secara umum dan selingkung. Oleh karena itu, diperlukan metode pembelajaran yang dapat membantu mahasiswa dalam karya tulis ilmiah. Pemilihan metode yang tepat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan mahasiswa dalam karya tulis ilmiah. Adapun metode yang digunakan adalah discovery. Metode tersebut dapat mengoptimalkan kemampuan mahasiswa dalam menulis karya tulis ilmiah. Fakta yang diperoleh menunjukkan adanya kebutuhan akan metode pembelajaran yang tepat. Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 155 6. Daftar Pustaka Ahmad, Abu, dan Joko Tri Prasetyo. 2005. Strategi Belajar-Mengajar. Bandung Pustaka Setia. Burton, William. 1953. The Guidance of Learning Activity. New York Appleton Century. Djamarah, Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta Rineka Cipta. Echol, John M., dan Hasan Sadili. 1996. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta Gramedia. Hamalik, Oemar. 1994. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran; Dasar-Dasar dan Strategi Pelaksanaannya di Perguruan Tinggi. Bandung Trigenda Karya. Http//www. DOAJ-write artikel journal. Diunduh 15 Maret 2021. Ibrahim, R., dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta Rineka Cipta. Illahi, Muhammad Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vocanational Skill. Yogyakarta Diva Press. Siregar, Masarudin. 1985. Didaktik Metodik dan Kedudukan dalam Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta Subangsih. validasi-karya-ilmiah%20contoh%20dari% Elsevier. Co-Lab research and development of an online learning environment for collaborative scientific discovery learning. Issue 4, July 2005, pages 671-688 diunduh 21April 2021. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Guidance of Learning ActivityWilliam BurtonBurton, William. 1953. The Guidance of Learning Activity. New York Appleton Kurikulum dan Pembelajaran; Dasar-Dasar dan Strategi Pelaksanaannya di Perguruan TinggiOemar HamalikHamalik, Oemar. 1994. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran; Dasar-Dasar dan Strategi Pelaksanaannya di Perguruan Tinggi. Bandung Trigenda Pengajaran. Jakarta Rineka CiptaR IbrahimNana DanSyaodihIbrahim, R., dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta Rineka Discovery Strategy dan Mental Vocanational SkillMuhammad IllahiTakdirIllahi, Muhammad Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vocanational Skill. Yogyakarta Diva Press. NilaiJawabanSoal/Petunjuk ALMAMATER Perguruan tinggi atau akademi tempat mahasiswa pernah belajar dan menyelesaikan pendidikannya KAMPUS Tempat mahasiswa pernah belajar OBM Orientasi Belajar Mahasiswa STUDEN Mahasiswa MAHASISWA Orang yang belajar di perguruan tinggi TAMATAN Yang sudah tamat belajar; lulusan; keluaran ~ perguruan tinggi; UAS Masa dimana mahasiswa atau murid belajar lebih giat daripada biasanya BEASISWA Uang yang diberikan kpd pelajar atau mahasiswa sebagai bantuan biaya belajar DOKTOR Gelar kesarjanaan tertinggi yang diberikan perguruan tinggi kepada mahasiswa strata tiga S-3 MELULU Tiada lain hanya; semata-mata kerjanya mondar-mandir - ke kampus, tidak pernah belajar BERTEKAD Berniat; bermaksud dia ~ belajar sebaik-baiknya agar menjadi mahasiswa teladan di kotanya BAKALAUREAT Gelar akademis yang diberikan perguruan tinggi ke mahasiswa yang telah lulus ujian sarjana muda TENTIR Belajar bersama untuk persiapan ujian untuk mempersiapkan ujian akhir semester, beberapa mahasiswa mengadakan - seminggu sekali MESKI Kata penghubung dalam kalimat majemuk yang dipergunakan untuk menandai perlawanan makna; walaupun; sungguhpun - juara kelas, ia tidak pernah malas belajar; SENAT 1 dewan perwakilan rakyat yang tertinggi seperti di Amerika Serikat, Prancis; 2 dewan pengajar di perguruan tinggi; 3 organisasi mahasiswa pd tingkat fakultas DERAJAT Bagian yang sama dari skala pengukur suhu dsb; - panas suhu; temperatur gelar yang diberikan oleh perguruan tinggi kpd mahasiswa yang telah lulus ujian PRESTASI ...an, dikerjakan,dsb - akademis hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasan... SUNGGUH 1 benar cocok dengan keadaan yang sebenarnya, tidak bohong, tidak lancung; betul saya sangsi apakah janjinya itu - dan dapat dipercaya; hendak sa... DUDUK 1 meletakkan tubuh atau terletak tubuhnya bertumpu pd pantat ada bermacam-macam cara dan namanya seperti belajar ia - di kelas III SMA; 3 keadaan ... DEWAN ...ya mewakili para mahasiswa suatu universitas atau perguruan tinggi; - menteri dewan yang anggotanya para menteri; kabinet; - moneter dewan yang bert... Jakarta - Sejumlah perguruan tinggi mensyaratkan usia tertua untuk mendaftar sebagai mahasiswa program sarjana di kampusnya. Kondisi ini juga terjadi di Indonesia. Kendati demikian, sarjana tertua di dunia ini tidak gentar untuk mencari dan meraih pendidikan tinggi formal di mahasiswa tertua tersebut di antaranya juga beradaptasi dengan penggunaan komputer hingga kelas online saat pandemi, meskipun para mahasiswa usia 90-an tahun ini tidak mengenal komputer hingga setengah masa hidupnya. Mereka menjadi bukti bagi orang-orang di dunia bahwa kamu tidak pernah terlalu tua untuk belajar dan mengenyam pendidikan, termasuk di perguruan tinggi. Berikut sosok para sarjana tertua di HirataKelahiran Jepang, 1 September 1919 dinobatkan sebagai The Oldest Graduate atau Sarjana Tertua di Dunia dari Guinness World Records pada 2016. Ia menerima gelar S1 Bachelor of Arts dari Kyoto University of Art and Design di Kyoto, Jepang pada 19 Maret 2016 di usia 96 tahun 200 Shigemi masuk kuliah di umur 85 tahun pada 2005. Ini artinya, Shigemi menyelesaikan studi 11 tahun di jurusan Seni Keramik pada 2016, seperti dikutip dari laman Guinness World OchsNola Ochs merupakan penerima gelar The Oldest Graduate atau Sarjana Tertua di Dunia dari Guinness World Records pada 14 Mei 2007. Ia menyelesaikan pendidikan vokasi dengan penekanan tentang sejarah di jurusan General Studies, Fort Hays State University, Hays, Kansas, Amerika Serikat pada usia 96 22 November 1911 ini lulus bersama cucunya, Alexandra Ochs, yang saat itu berusia 21 tahun. Ia wafat pada 9 Desember 2016 di usia 105 PaternoGiuseppe Paterno merupakan veteran Perang Dunia II yang menjadi sarjana tertua di Italia di usia 96 tahun pada 2020. Paterno kecil tumbuh di Sicily, Italia saat masa Great Depression dan harus masuk Italian Navy saat perang. Ketika perang usai, ia mendaftar kembali ke SMA dan lulus pada usia 31 2017, di usia 90-an, Paterno mendaftar kuliah vokasi di jurusan Sejarah dan Filsafat, University of Palermo, Italia. Ia lebih senang menggunakan mesin tik dan buku ketimbang komputer dan internet, tetapi Paterno beradaptasi untuk ikut kuliah online learning semasa pandemi di 2020. Dikutip dari Reuters, ia berkomitmen untuk membaca dan menulis setelah WhiteKelahiran 1925 ini memulai kuliah S1 di Fine Art Practice, Eas Sussex College, University of Brighton, Inggris pada 2018. Di kampus, ia di antaranya belajar melukis, fotografi, dan clay modelling. Dikutip dari Hastings Observer, White terinspirasi oleh seorang teman dan mengikuti passion untuk mengeksplorasi karya seni sejumlah seniman terbaik dalam lulus di usia 96 tahun 56 hari, Archie memprakarsai program amal bersama Charity Commission untuk memudahkan sarjana di kampusnya agar dapat berkarya dan memulai karier menggunakan fasilitas SumsionPerempuan asal Fairview, Utah, Amerika Serikat ini lulus sebagai sarjana jurnalistik, Brigham Young University BYU, AS di usia 90 tahun pada Juni 2020. Dikutip dari laman BYU, penerima gelar Bachelor of Arts ini semula bekerja sebagai jurnalis sambil kuliah sekitar tahun 1987. Ia mengikuti suaminya pergi untuk misi ke Inggris dan meninggalkan kampus kendatitinggal satu kelas mata kuliah lagi untuk School of Communications Academic Advisor Emily Emerick membantu Sumsion lulus sarjana. Pengalaman Sumsion sebagai jurnalis di Deseret News, Daily Herald, dan Springville Herald disetarakan dengan satu kelas mata kuliahnya yang tersisa. Karena wisuda offline ditiadakan saat pandemi, keluarganya dan dosen menyelenggarakan pesta wisuda di itu dia sarjana tertua di dunia yang semangat meneruskan pendidikannya sesuai minat di perguruan tinggi. Semangat belajar ya, detikers! Simak Video "Kisah Jizun Pengembala Asal Lombok Studi Animal Science sampai S3 di Amerika" [GambasVideo 20detik] twu/pal

perguruan tinggi mahasiswa pernah belajar