perbesaran anguler teropong bintang apabila

10Siswa mampu menentukan perbesaran anguler pa da 16lup 12 69.3 Sedang 11 Si sw am pu en kr ian te t penggunaanya Lup dan dihasilkan oleh teropong bintang 19 50,0 Rendah 15 Siswa menentukan panjang teropong bumi 20 53.8 Sedang Rata-Rata Persentase Miskonsepsi (%) Sebuahteropong dipakai untuk melihat bintang yang menghasilkan perbesaran anguler 6 kali. Jarak lensa obyektif terhadap lensa okuler 35 cm. Teropong - 2850542 lianboutz lianboutz 10.06.2015 Teropong bintang dengan panjang 35 cm,yang menghasilkan perbesaran anguler 6 kali saat dipakai dengan mata tanpa akomodasi akan memiliki jarak fokus Sebuahteropong bintang mempunyai fokus lensa objektif 5m dan fokus lensa okuler 0,5 m. Jika pengamatan dilakukan dengan mata tak berakomodasi, maka perbesaran bayangan adalah - on study-assistant.com 4 Sebuah teropong bintang memiliki lensa obyektif dengan jarak fokus 175 cm dan lensa okuler dengan jarak fokus 25 cm. Panjang teropong dan perbesaran anguler teropong berturut-turut . a. 200 cm dan 1 kali d. 250 cm dan 8 kali b. 200 cm dan 10 kali e. Pertanyaan Seorang petugas pemilu mengamati keaslian kartu suara dengan menggunakan lup berkekuatan 10 dioptri. Apabila orang itu memiliki titik dekat mata 30 cm dan ingin memperoleh perbesaran anguler maksimum, kartu suara ditempatkan di depan lup pada jarak . 5,5 cm. Wohin In Den Urlaub Als Single. Gambar 1 Dalam teropong bintang merupakan jenis teropong bias, karena objektifnya berfungsi membiaskan cahaya, jarak fokus objektif lebih besar daripada jarak fokus okuler fob > fok, lihat gambar 2. Pembentukan bayangan teropong bintang kira-kira seperti pada gambar 2a. Benda-benda yang diamati misalnya bintang, bulan dan sebagainya letaknya sangat jauh, sehingga sinar-sinar sejajar menuju ke lensa objektif. Dua kumpulan sinar-sinar sejajar yang berasal dari bagian atas bintang dan bagian bawah bintang membentuk bayangan nyata dan terbalik I di bidang fokus lensa objektif. Selanjutnya bayangan nyata tersebut dilihat oleh lensa okuler sebagai benda. Pengamatan bintang-bintang di langit berlangsung berjam-jam. Agar mata tidak lelah, pengamatan dilakukan dengan mata tidak berakomodasi. Gambar 2a Gambar 2b Bayangan lensa objektif harus diletakkan di titik fokus lensa okuler. ini berarti, titik fokus objektif berimpit dengan titik fokus lensa okuler. dengan demikian, panjang teropong atau jarak antara kedua lensa d adalah d = fob + fok Tanpa teropong, mata akan melihat dengan ukuran angular α, dan dengan teropong mata akan melihat dengan ukuran angular β, sehingga perbesaran angular teropong bintang adalah Untuk sinar-sinar paraksial, nilai sudut dalam radian hampir sama dengan nilai tangennya. Dari gambar 2b kita peroleh hubungan, Dan Jadi, perbesaran teropong bintang untuk mata tidak berakomodasi adalah Catatan Penggunaan normal teropong bintang adalah untuk mata tidak berakomodasi. jadi, jika di soal tidak disebutkan maka teropong dianggap digunakan dengan mata tidak berakomodasi. Pengamatan Teropong Dengan Mata Berakomodasi Masimum Untuk pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum maka bayangan benda oleh lensa objektif tidak tepat jatuh di fokus lensa okuler lihat gambar 3, Gambar 3 Oleh karena itu panjang teropongnya adalah d = fob + sok­ dengan sok diperoleh dengan menggunakan persamaan lensa tipis Dengan s’ok = - sn sn adalah jarak titik dekat mata pengamat. Teropong atau teleskop digunakan untuk memperbesar benda yang sangat jauh letaknya. Pada kebanyakan kasus di dalam penggunaan teropong, benda bisa dianggap berada pada jarak tak terhingga. Galileo, walaupun bukan penemu teleskop, ia mengembangkan teleskop menjadi instrumen yang penting dan dapat digunakan. Galileo merupakan orang pertama yang meneliti ruang angkasa dengan teleskop atau teropong. Dengan penelitiannya tersebut, Galileo akhirnya ia membuat penemuan-penemuan yang mengguncangkan dunia, di antaranya satelit-satelit Jupiter, fase Venus, bercak Matahari, struktur permukaan bulan, dan pernyataannya bahwa galaksi Bimasakti terdiri dari sejumlah besar bintang-bintang individu. Secara garis besar, teleskop atau teropong ada dua macam, yaitu teropong bias dan teropong pantul. Lalu, teropong bias ini sendiri di ada 4 jenis yang umum dipakai oleh orang, yaitu teropong bintang astronomi, teropong bumi medan, dan teropong panggung Galileo. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari pengertian, fungsi, proses pembentukan bayangan, rumus perbesaran dan panjang teropong bumi. Silahkan disimak baik-baik penjelasan berikut. Pengertian dan Fungsi Teropong Bumi Apabila kita melihat benda-benda di Bumi menggunakan teropong bintang maka akan diperoleh bayangan yang terbalik. Hal itu tidak dikehendaki. Untuk mengembalikan atau membalik bayangan, maka kita harus menempatkan sebuah lensa positif di antara lensa objektif dan lensa okuler. Lensa ini disebut lensa pembalik. Susunan lensa tadi akan menghasilkan teropong bumi. Teropong Bumi atau teropong medan adalah teropong yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang jauh di permukaan bumi. Adapula yang menyebut teropong Bumi sebagai teropong yohana. Teropong jenis ini biasa digunakan oleh orang-orang di laut, seperti nahkoda kapal, angkatan laut, bahkan para bajak laut zaman dahulu dan mungkin zaman sekarang juga. Selain digunakan di lautan, teropong Bumi juga dapat digunakan di wilayah daratan. Misalkan para tentara menggunakan teropong ini untuk memantau keadaan di perbukitan. Bentuk teropong Bumi dapat kalian lihat pada gambar di bawah ini. Pembentukan Bayangan dan Rumus Teropong Bumi Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, teropong Bumi menggunakan tiga buah lensa positif sekaligus. Ketiga lensa tersebut berfungsi sebagai lensa objektif, lensa okuler dan lensa pembalik. Lensa pembalik berfungsi untuk membalik bayangan akhir yang dibentuk lensa okuler, sehingga dihasilkan bayangan yang sama tegak dengan benda aslinya. Lensa pembalik diletakkan di antara lensa objektif dan lensa okuler. Skema atau diagram pembentukan bayangan pada teropong atau teleskop Bumi dapat kalian lihat pada gambar di bawah ini. Coba kalian simak baik-baik dan pelajari gambar tersebut. Ciri khas dari teropong Bumi adalah jarak fokus lensa objektif lebih besar daripada jarak fokus lensa okuler fob > fok. Di antara lensa objektif dan lensa okuler diletakkan lensa pembalik. Karena teropong Bumi digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh, sehingga bayangan terbentuk di titik fokus lensa objektif. Agar bayangan menjadi tegak, maka teropong Bumi dilengkapi dengan lensa pembalik. Seperti halnya mikroskop dan teropong bintang, perbesaran pada teropong bumi juga dibedakan untuk mata berakomodasi maksimum dan mata tidak berakomodasi. Berikut ini penjelasannya. 1. Rumus Teropong Bumi untuk Mata Berakomodasi Maksimum Untuk perbesaran anguler pada teropong Bumi, dicari dengan persamaan berikut. Dan panjang teropong Bumi untuk pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum dapat dicari dengan persamaan berikut. Keterangan M = perbesaran anguler fob = jarak fokus lensa objektif sok = jarak benda pada lensa okuler fp = jarak fokus lensa pembalik d = panjang teropong 2. Rumus Teropong Bumi untuk Mata Tidak Berakomodasi Untuk pengamatan dengan mata tidak berakomodasi, bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif berada tepat di titik fokus lensa okuler. Ini berarti jarak benda lensa okuler sama dengan jarak fokusnya. Jadi, perbesaran untuk mata tidak berakomodasi adalah sebagai berut. Sementara panjang teropong untuk mata tidak berakomodasi dihitung dengan menggunakan persamaan berikut. Keterangan M = perbesaran anguler fob = jarak fokus lensa objektif fok = jarak fokus lensa okuler fp = jarak fokus lensa pembalik d = panjang teropong Contoh Soal dan Pembahasan Agar kalian lebih paham mengenai penerapan rumus-rumus perbesaran dan panjang teropong bumi di atas, silahkan kalian simak baik-baik beberapa contoh soal dan pembahasannya berikut ini. 1. Teropong bumi dengan jarak fokus lensa objektif 40 cm, jarak fokus lensa pembalik 5 cm, dan jarak fokus lensa okulernya 10 cm. Supaya mata melihat bayangan tanpa akomodasi, berapakah jarak antara lensa objektif dan lensa okuler teropong tersebut? Penyelesaian Diketahui fob = 40 cm fp = 5 cm fok = 10 cm Ditanyakan d untuk mata tanpa akomodasi Jawab Jarak antara lensa objektif dan lensa okuler merupakan panjang teropong. Panjang teropong bumi untuk pengamatan dengan mata tanpa akomodasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut. d = fob + 4fp + fok ⇒ d = 40 cm + 45 cm + 10 cm ⇒ d = 40 cm + 20 cm + 10 cm = 70 cm Jadi, jarak lensa objektif dan lensa okuler teropong tersebut adalah 70 cm. 2. Sebuah teropong Bumi dengan jarak fokus lensa objektif, pembalik dan okuler berturut-turut 80 cm, 5 cm dan 20 cm. Teropong ini digunakan untuk melihat benda jauh oleh orang bermata normal dengan berakomodasi maksimum. Tentukanlah perbesaran sudut dan panjang tubusnya. Penyelesaian Diketahui fob = 80 cm fp = 5 cm fok = 20 cm s’ok = titik dekat mata normal = -25 cm Ditanyakan M dan d Jawab Karena mata berakomodasi maksimum, maka perbesaran sudut teropong Bumi dapat kita cari menggunakan persamaan berikut. Oleh karena jarak benda pada lensa okuler sok belum diketahui, maka kita tentukan dahulu menggunakan persamaan yang berlaku pada lensa yaitu sebagai berikut. Dengan demikian, perbesaran sudutnya adalah Dan panjang tubus teropong dapat kita tentukan dengan menggunakan persamaan berikut. d = fob + 4fp + sok ⇒ d = 80 cm + 45 cm + 11,1 cm ⇒ d = 80 cm + 20 cm + 11,1 cm = 111,1 cm Jadi, perbesaran sudut dan panjang teropong Bumi tersebut adalah 7,2 kali dan 111,1 cm. Coba deh kamu pergi ke lapangan luas, lalu lihat ke sekitar. Seberapa jauh kamu bisa memandang? Ketika kamu melihat pohon di kejauhan, pasti akan kelihatan sangat keciiiiil. Eh, begitu kamu deketin pohonnya, ternyata ukurannya besar. Kok bisa gitu ya? Hal ini, disebabkan oleh perspektif. Lalu, sekarang coba, deh, kamu tengok ke langit. Apa yang kamu lihat? Kalo yang kamu liat jemuran warga, geseran dikit dong. Jemuran sumber Saat kita menatap langit, apalagi di malam hari, pasti hanya terlihat cahaya titik-titik putih. Sama halnya dengan perspektif tadi, titik putih yang sangat kecil ini, ternyata ukuran aslinya besaaar banget. Nah, titik-titik kecil di langit itu, sebenarnya bisa kita lihat dengan alat bantu. Namanya, teleskop atau teropong bintang. Teropong bintang biasanya digunakan oleh para astronomer untuk mencari planet baru. Di alat ini, terdapat dua buah lensa cembung, yaitu lensa objektif yang berada di depan, yang menerima cahaya langsung dari objek. Dan lensa okuler, yaitu lensa yang berada dekat dengan pengamat. Cara kerja teropong bintang adalah dengan metode “pengumpulan cahaya”. Sekarang bayangkan di rumah kamu sedang turun hujan. Lalu, kamu ambil ember dan tampung air hujannya. Pasti, deh, semakin besar ember yang kamu pakai, air yang kamu tampung juga semakin banyak. Nah, prinsip kerja teropong bintang kurang lebih kayak gitu. Tapi yang ditampung bukan air, melainkan cahaya. Tampungan air hujan seperti cara mata dan teropong bintang bekerja sumber Oke, kalau masih bingung. Kita mundur sedikit mengenai cara mata kita bekerja. Sejatinya, mata kita sama kayak “ember” yang menampung air hujan tadi. Bedanya, si air adalah “cahaya” yang ada di sekeliling kita dan ember yang menampung cahayanya adalah pupil mata kita. Cahaya-cahaya yang masuk ke dalam pupil, pada akhirnya ngebuat kita bisa melihat sekitar. Pupil mata sumber Masalahnya, karena ukuran pupil mata kita kecil, cahaya yang masuk hanya sedikit. Teropong bintang, membantu kita mengumpulkan cahaya-cahaya yang tidak jatuh ke mata kita, memfokuskannya, dan mengarahkannya langsung ke mata. Anggap “ember penangkap cahaya” itu diberi lorong, dan di sana, cahaya-cahaya itu dikumpulkan, difokuskan, dan dikirim langsung menuju ke mata kita. Banyaknya jumlah cahaya yang dikumpulkan, tergantung dari area lensa teropong bintang yang kita lihat. Itu artinya, kalau kamu mengubah diameter teropong bintangnya menjadi dua kali lipat lebih besar, kita bakalan dapet cahaya sebanyak 4 kali lipat lebih banyak. Bagaimana Teropong Bintang Bisa Mengumpulkan Cahaya? Oke, sekarang bagaimana caranya si teropong bintang mengumpulkan cahaya supaya bisa masuk ke pupil mata kita? Bukan. Kamu jangan bayangin teropong bintang ini memungut cahaya kayak orang mungut recehan di jalan. Tetapi, membengkokkan cahaya yang ada di sekitar, dan mengarahkannya ke dalam teropong bintang. Mengumpulkan uang receh sumber Cara kerja teropong bintang itu mengubah arah cahaya dari suatu benda. Ya, cahaya selalu akan “berubah” arah apabila pindah dari satu medium ke medium lain. Itu lah kenapa kalau kamu memasukkan sendok ke dalam air, mata kita melihat seolah si sendok itu “patah” atau bengkok. Sendoknya gakpapa, tapi cahaya yang kita lihat bengkok, sehingga membentuk gambaran di kepala kita bahwa sendok yang ada di air itu “berbeda” karena cahayanya belok. Baca juga Avengers Infinity War dan Mengapa Butuh Kostum Baru Spiderman Pembiasan cahaya pada sendok yang masuk ke dalam air sumber Teropong bintang, membelokkan cahaya yang ada di sekitar, mengumpulkannya, dan mengirimnya ke mata kita. Alhasil, planet dan berbagai benda angkasa lain bisa keliatan, deh. Teropong bintang membelokkan cahaya sumber Penggunaan teropong bintang ini bisa dilakukan saat mata berakomodasi maksimum dan saat mata tidak berakomodasi. Kita coba bahas satu per satu ya. Mata Berakomodasi Maksimum Sumber Mata berakomodasi maksimum maksudnya adalah kondisi kita melihat teleskop dengan menggunakan mata yang terbuka lebar. Pandangan fokus. Dan konsentrasi tinggi. Kalau dalam serial Naruto, mungkin bakal begini nih. p sumber Saat mata berakomodasi maksimum, syaratnya ada dua 1. Sob = tak terhingga 2. S’ok = -Sn Sob = jarak benda ke lensa objektif S’ok = jarak bayangan ke lensa okuler Sn = jarak baca normal biasanya di soal 25-30cm Akibat Sob = tak hingga, maka fob = titik fokus lensa objektif Di teropong bintang, pasti ada yang namanya perbesaran lensa. Hal itu bisa kita dapatkan dengan M = Perbesaran teropong bintang α = Sudut pengamat ke bintang tanpa teropong o Β = Sudut pengamat ke bintang dengan teropong o Persamaan ini bisa kita sederhanakan menjadi; h = tinggi objek m Karena S’ob = fob, maka; Lalu, bagaimana cara untuk mencari panjang teleskop? Bisa kita temukan dengan menggunakan rumus berikut Karena S’ob = fob, maka hal ini juga berarti d = panjang teropong bintang m S’ob = Jarak bayangan ke lensa objektif Sok = Jarak benda ke lensa okuler Mata Tidak Berakomodasi Sumber Kondisi mata tidak berakomodasi adalah saat di mana pandangan mata kita tidak berada dalam kondisi “penuh konsentrasi”. Untuk penghitungan rumusnya, terdapat dua syarat juga 1. S’ok = tak hingga 2. S’ob = fob fob = titik fokus lensa objektif S’ob = jarak bayangan ke lensa objektif Dari kedua syarat itu, kita dapat turunkan rumusnya menjadi Karena S’ok tak hingga, maka; Lalu, untuk penghitungan perbesaran lensa teleskopnya; Karena S’ob = fob, maka; Di sisi lain, cara untuk menghitung panjang teleskop adalah Karena S’ob = fob dari syarat dan Sok = fok dari penurunan rumus, maka; Nah, sekarang sudah tahu, kan, bagaimana cara teropong bintang bekerja? Kenapa pandangan mata kita terbatas, dan bagaimana cara untuk memperbesarnya. Kalau kamu tertarik dalam pembahasan mengenai rumus-rumus yang ada di dalamnya, langsung aja tonton penjelasan lengkapnya di ruangbelajar! Selain mendapat penjelasan, kamu juga akan mendapat rangkuman infografik mengenai materi ini, lengkap dengan latihan soalnya, lho! Teropong bintang disebut juga teropong astronomi mempunyai fungsi untuk mengamati benda langit. Benda langit yang diamati menggunakan teropong bintang akan terlihat lebih dekat dan lebih besar. Kondisi ini dapat terjadi karena teropong bintang menggunakan lensa yang dapat menghasilkan bayangan benda yang lebih besar. Seberapa besar bayangan benda yang dihasilkan dapat diketahi melalui perhitungan menggunakan rumus perbesaran teropong bintang M. Besar bayangan benda yang dihasilkan teropong bintang dan panjang teropong dipengaruhi panjang fokus lensa yang digunakan. Bagaimana persamaan yang berlaku pada rumus perbesaran teropong bintang? Apa hubungan panjang lensa yang digunakan dengan panjang teropong? Sobat idschool dapat mencari tahu jawabannya melalui ulasan di bawah. Table of Contents Proses Pembentukan Bayangan pada Teropong Bintang Mata Berakomodasi Maksimum Mata Tak Berakomodasi Rumus Perbesaran Teropong Bintang M dan Panjang Teropong d Contoh Soal Perbesaran Teropong Bintang dan Pembahasan Contoh 1 – Soal Pembentukan Bayangan pada Teropong Bintang Contoh 2 – Soal Perbesaran Teropong Bintang Contoh 3 – Soal Perbesaran Teropong Bintang Proses Pembentukan Bayangan pada Teropong Bintang Teropong bintang menggunakan dua buah jenis lensa konvergen atau lensa cembung lensa positif sebagai lensa obyektif dan lensa okuler. Lensa obyektif adalah bagian lensa yang dekat dengan obyek atau benda yang diamati, sedangkan lensa okuler adalah bagian lensa yang dekat dengan mata pengamat. Proses pembentukan bayangan pada teropong bintang merupakan kombinasi proses pembentukan bayangan dengan dua lensa cembung. Lensa obyketif pada teropong bintang digunakan untuk menangkap sinar yang dipancarkan atau dipantulkan oleh benda langit. Benda yang di amati terletak sangat jauh sob = ∞ sehingga lensa obyektif akan menghasilkan bayangan di titk fokus lensa obyektif. Bayangan benda yang dibentuk lensa obyektif bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Bayangan dari lensa obyektif dipandang sebagai benda oleh lensa okuler, yang selanjutnya bayangan benda oleh lensa obyektif akan dibiaskan dengan dua kondisi pengamatan oleh lensa okuler. Kedua jenis pengamatan tersebut adalah pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum dan mata tak berakomodasi. Mata Berakomodasi Maksimum Lensa okuler akan membentuk bayangan benda melalui sinar istimewa yang dimiliki lensa cembung. Benda bagi lensa okuler adalah hasil bayangan benda yang dibentuk lensa obyektif. Sinar istimewa dari lensa okuler akan mebiaskan bayangan benda tersebut menjadi bayangan benda yang baru. Bayangan benda oleh lensa obyektif terletak antara pusat lensa dan fokus lensa okuler ruang I. Benda yang terletak pada ruang I lensa cembung mempunyai bayangan benda dengan sifat maya, tegak, dan diperbesar. Proses pembentukan bayangan pada teropong bintang pada mata berakomodasi maksimum diberikan seperti berikut. Hasil akhir bayangan yang diamati oleh mata adalah hasil bayangan oleh lensa okuler dengan sifat terbalik dan diberbesar. Pengamatan pada teropong bintang dengan mata berakomodasi maksimum terjadi saat bayangan yang dibentuk lensa okuler jatuh di titik dekat mata sok’ = –sn. Beberapa catatan yang perlu diperhatikan pada proses pembentukan bayangan pada teropong bintang untuk mata berakomodasi maksimum Jarak bayangan oleh lensa obyektif jatuh tepat di titik fokus lensa obyektif sob’ = fobBayangan benda oleh lensa okuler jatuh di titik dekat mata sok’ = –snPanjang teropong sama dengan penjumlahan panjang fokus lensa obyektif fob dan jarak bayangan benda lensa obyektif ke lensa okuler sok. Baca Juga Rumu Kekuatan Lensa Cembung + dan Lensa Cekung - Mata Tak Berakomodasi Pengamatan menggunakan teropong bintang dengan mata tak berakomodasi terjadi saat kondisi mata rileks atau tidak sedang konsentrasi penuh. Pada pengamatan dengan mata tak berakomodasi, letak titik fokus lensa obyektif berimpit dengan titik fokus lensa okuler. Sehingga, jarak bayangan benda oleh lensa obyektif ke lensa okuler sama dengan panjang fokus lensa okuler. Bayangan benda oleh lensa obyektif terletak tepat di titik fokus lensa okuler. Benda yang terletak di titik fokus lensa cembung menghasilkan bayangan benda nyata, terbalik, di jauh tak hingga. Pembentukan bayangan pada teropong bintang dengan mata tak berakomodasi dapat dilihat seperti berikut. Pengamatan menggukan teropong bintang dengan mata tak berakomodasi menghasilkan bayangan akhir pada titik jauh mata sok’ = ∞. Pada gambar proses pembentukan bayangan menunjukkan dua buah sinar pantul yang sejajar. Beberapa catatan yang perlu diperhatikan pada proses pembentukan bayangan pada teropong bintang untuk mata berakomodasi maksimum Jarak bayangan oleh lensa obyektif jatuh tepat di titik fokus lensa obyektif sob’ = fobTitik fokus lensa obyektif berimpit dengan titik fokus lensa okuler Fob = FokJarak bayangan oleh lensa obyektif ke lensa okuler sama dengan panjang fokus lensa okuler sok = fokBayangan benda oleh lensa okuler jatuh di tak hingga sok’ = ∞Panjang teropong sama dengan penjumlahan panjang fokus lensa obyektif fob dan panjang fokus lensa okuler fok. Baca Juga Pembentukan Bayangan pada Mikroskop Rumus Perbesaran Teropong Bintang M dan Panjang Teropong d Teropong bintang membantu kita mengumpulkan cahaya-cahaya yang tidak jatuh ke mata kita, memfokuskannya, dan mengarahkan langsung ke mata. Benda yang diamati terletak pada jarak tak terhingga sob = ∞ sehingga memenuhi persamaan sob’ = fob. Dengan kata lain, bayangan oleh lensa objektif terletak di titik fokus lensa obyektif bagian belakang. Bayangan pada lensa okuler pada pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum terletak di dekat maka sok’ = –sn. Sehingga, lensa okuler berlaku persamaan seperti berikut. Total perbesaran teropong bintang merupakan perbesaran anguler yaitu perbandingan sudut penglihatan menggunakan teropong bintang dengan sudut penglihatan tanpa teropong. Rumus perbesaran teropong bintang dapat diketahui melalui perhitungan menggunakan persamaan berikut. Dari hasil akhir persamaan M = fob/fok dapat diperoleh dua rumus perbesaran teropong bintang. Dua bentuk rumus perbesaran teropong bintang digunakan untuk kondisi mata berakomodasi maksimum dan mata tak berakomodasi. KeteranganM = perbesaran bayanganfob = panjang fokus lensa objektiffok = panjang fokus lensa okulersn = titik dekat mata normal sn = 25 cmsok = jarak bayagan benda oleh lensa obyektif ke lensa okuler Baca Juga Cara Menghitung Perbesaran Bayangan Benda yang Dihasilkan Mikroskop Contoh Soal Perbesaran Teropong Bintang dan Pembahasan Beberapa contoh soal di bawah dapat digunakan untuk menambah pemahaman bahasan materi di atas. Setiap contoh soal yang diberikan dilengkapi dengan pembahasan bagaimana menggunakan rumus perbesaran teropong bintang. Sobat idschool dapat menggunakan pembahasan tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan mengerjakan soal. Selamat Berlatih! Contoh 1 – Soal Pembentukan Bayangan pada Teropong Bintang Jarak titik api lensa obyektif dan okuler dari teropong bintang berturut-turut adalah 150 cm dan 30 cm. Diketahui bahwa teropong bintang dipakai oleh mata normal yang tidak berakomodasi, panjang teropong itu adalah ….A. 210 cmB. 180 cmC. 150 cmD. 120 cmE. 30 cm PembahasanBerdasarkan keterangan yang diberikan pada soal dapat diperoleh informasi-informasi seperti berikut. Jarak titik api lensa obyektif fob = 150 cmJarak titik api lensa okuler fok = 30 cmJenis pengamatan tidak berakomodasi Panjang teropong bintang d = fob + fokd = 150 + 30d = 180 cm Jadi panjang teropong itu adalah 180 B Contoh 2 – Soal Perbesaran Teropong Bintang Perhatikan gambar! Perbesaran teropong untuk mata tidak berakomodasi berdasarkan gambar di atas adalah ….A. 14,5 kaliB. 12,5 kaliC. 11,5 kaliD. 10,5 kaliE. 9,5 kali Baca Juga Pembentukan Bayangan pada Mata PembahasanBerdasarkan keterangan yang diberikan pada soal dapat diperoleh beberapa informasi berikut. Panjang fokus lensa obyektif fob = 100 cmPanjang fokus lensa okuler fok = 8 cmJenis teropong yang digunakan teropong bintang, karena tersusun dari dua lensa cembung/lensa konvergenPengamatan dilakukan dengan mata tak berakomodasi akomodasi minimum DitanyaPerbesaran teropong bintang M? Menghitung perbesaran total yang dihasilkan teropong M = fob/fok M = 100/8 M = 12,5 kali Jadi, perbesaran teropong bintang untuk pengamatan dengan mata tidak berakomodasi berdasarkan gambar di atas adalah 12,5 B Contoh 3 – Soal Perbesaran Teropong Bintang PembahasanBerdasarkan keterangan yang diberikan pada soal dapat diperoleh informasi-informasi seperti berikut. Jarak antara lensa obyektif dan okuler l = 126 cmPanjang fokus lensa okuler fok = 6 cmPanjang fokus lensa obyektif fob = 120 cm Pada gambar proses pembentukan bayangan pada teleskop di atas dihasilkan garis lurus sejajar yang berarti bayangan pada jarak tak berhingga. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pengamatan dilakukan dengan mata tak berakomodasi atau akomodasi minimum. Menghitung perbesaran aguler total yang dihasilkanM = fob/fokM = 120/6 = 20 kali Jadi, informasi yang diperoleh adalah cara pengamatan akomodasi minimum tak berakomodasi dan perbesaran teropong bintang 20 B Demikianlah tadi ulasan bagaimana cara mengetahui seberapa perbesaran teropong bintang dan panjangnya. Terima kasih sudah mengunjungi idschooldotnet, semoga bermanfaat! Baca Juga Sifat Bayangan Benda yang Dihasilkan Cermin Datar FisikaOptik Kelas 11 SMAAlat-Alat OptikTeropongSeorang teropong diarahkan ke bintang, menghasilkan perbesaran anguler 25 kali. Jika jarak fokus objektif 150 cm , maka jarak antara lensa objektif dan lensa okuler teropong tersebut adalah ... cm a. 175 d. 144 b. 156 e. 120 c. 150TeropongAlat-Alat OptikOptikFisikaRekomendasi video solusi lainnya0059Teropong bintang memiliki jarak fokus lensa objektif 5 m...0336Sebuah teropong bumi yang panjangnya 33,5 cm digunakan ...0244Teropong bintang perbesaran angularnya 10 kali . Jika ja...0231Perhatikan gambar pembentukan bayangan pada teropong beri...Teks videoHai cover n disini kita mempunyai soal sebagai berikut seorang tropong diarahkan ke bintang menghasilkan perbesaran anguler 25 kali. Jika jarak fokus objektif 150 cm, maka jarak antara lensa objektif dan lensa okuler teropong tersebut adalah pertama yang diketahui adalah bintang kemudian m perbesaran nya 25 kali kemudian Oke jarak fokus lensa objektif = 150 cm yang ditanyakan adalah D jarak antara lensa objektif dan lensa okuler teropong tersebut diterapkan yaitu panjang teropong bintang kita asumsikan mata tidak berakomodasi sehingga rumus perbesaran nya yaitu pada teropong bintang dengan pengamatan mata tidak berakomodasi m = f dibagi a VOC dimana m adalah perbesaran nah kemudian pop fokus objektif fokus lensa okuler dari sini 25 = 150 / X Jika fa = 6 cm yaitu 150 / 25 kemudian rumus dalam menghitung panjang teropong bintang dengan mata tidak berakomodasi adalah d = a + b maka D = 6 + 150 maka De = 156 cm jadi untuk jarak antara objektif dan lensa okuler teropong tersebut adalah B yaitu 156 cm Sampai berjumpa di soal yang selanjutnya

perbesaran anguler teropong bintang apabila